Tuesday 30 April 2019

Kromatografi dan Spektrofotometer Fourier Transformed Infrared (FT-IR)

 Kromatografi
        Kromatografi merupakan suatu metode yang khususnya digunakan dalam pemisahan komponen-komponen dalam suatu sampel yang terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Fasa diam merupakan zat yang dilalui oleh fasa gerak yang berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen campuran pada sampel. Fasa diam dapat berupa padatan ataupun cairan yang diletakkan diatas padatan atau gel. Fasa diam dapat dibuat dalam bentuk kolom, disebarkan sebagai suatu lapisan tipis atau didistribusikan sebagai film. Fasa gerak adalah suatu zat yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang ada pada campuran sampel, fasa gerak dapat berupa gas atau cairan (Rubiyanto, 2017).
         a. Kromatografi lapis tipis (KLT)
            Metode kromatografi lapis tipis merupakan metode analisis kualitatif maupun kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu senyawa (Fauziyah, 2012). Kromatografi lapis tipis merupakan suatu cara pemisahan komponen senyawa kimia dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Kromatografi lapis tipis dibuat dengan berbagai eluen (pelarut) untuk mengetahui eluen atau pelarut yang dapat memperoleh komponen terbanyak dari suatu senyawa (Hayani dan May, 2005).
        b. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP)
           Kromatografi lapis tipis preparatif atau sering disebut dengan KLTP merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murninya (Gritter dkk., 1991). KLTP merupakan salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling sederhana (Hostettmann dkk., 1995). Ukuran plat kaca kromatografi yang biasanya dipakai adalah 20 x 20 cm, namun ketebalan lapisan dan ukuran plat mempengaruhi jumlah bahan yang akan dipisahkan (Stahl, 1969). KLTP adalah cara yang ideal untuk pemisahan cuplikan kecil (50 mg sampai 1 g) (Gritter dkk., 1991). Walaupun KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram tetapi sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram (Hostettmann dkk., 1995). Keuntungan KLTP dari kromatografi kolom adalah pemisahan yang lebih baik karena waktu yang relatif cepat, pemisahan yang dihasilkan berupa bercak yang tidak bergerak, mudah mengambil senyawa-senyawa yang terpisah secara individu dengan mengerok pada bagian yang mau diambil dan mengumpulkan tiaptiap lapisan serta alat yang digunakan sederhana (Gasparic dan Churacek, 1978).

   Spektrofotometer Fourier Transformed Infrared (FT-IR)

       Spektrofotometer Fourier Transformed Infrared atau FT-IR merupakan alat yang digunakan untuk mengukur gugus fungsi secara cepat tanpa merusaknya dan mampu menganalisis beberapa komponen secara serentak (Rohaeti dkk., 2011). Spektrum inframerah suatu senyawa dapat dengan mudah diperoleh dalam beberapa menit. Sedikit sampel senyawa diletakkan dalam instrumen dengan sumber radiasi inframerah sehingga secara otomatis spektroskopi membaca sejumlah radiasi yang menembus sampel dengan kisaran frekuensi tertentu (Tabel 1.) dan merekam pada kertas berapa persen radiasi yang ditransmisikan. Radiasi yang diserap oleh molekul muncul sebagai pita pada spektrum. 
                   Tabel 1. Frekuensi regangan inframerah pada beberapa jenis ikatan

DAFTAR PUSTAKA

Fauziyah, B. 2012. Analisis Kualitatif Fenilalanin secara Kromatografi Kertas dan Kromatografi Lapis Tipis (Studi Awal Pengembangan Metode Deteksi Penyakit Phenylketonuria). Saintis. Vol. 1. No. 2: 10-18.
Gasparic, J dan Churacek, J. 1978. Laboratory Handbook of Paper and Thin Layer Chromatography. John Wiley and Sons: New York.Gelling, I. R. 1991. Epoxidized Natural Rubber. Journal Natural Rubber. Vol. 6. No.1: 184.
Gritter, R.J., Bobbic, J.N., dan Schwarting, A. E. 1991. Pengantar Kromatografi Edisi. Kedua Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB Press: Bandung.
Hayani, Enid dan May, S. 2005. Teknik Pemisahan Komponen Ekstrak Purwoceng Secara Kromatografi Lapis Tipis. Buletin Teknik Pertanian. Vol. 10. No. 2: 83-85.
Hostettmann, K., Hostettman, M., dan Marston A. 1995. Cara Kromatografi Preparatif Penggunaan pada Isolaso Senyawa Alam (terjemahan, Kosasih P.). ITB Press: Bandung.
Rohaeti, E., Heryant, R., Rafi, M., Wahyuningrum, A., dan Darusman, L.K. 2011. Prediksi Kadar Flavonoid Total Tempuyung (Sonchus arvensis L.) menggunakan Kombinasi Spektroskopi IR dengan Regresi Kuadrat Terkecil Parsial. Jurnal Kimia. Vol. 5. No. 2: 101-108. 
Rubiyanto, Dwiarso. 2017. Teknik Dasar Ktromatografi. Deepublish: Yogyakarta.
Silverstein, R.M., Webster, F.X. dan Kiemle, D.J. 2005. Spectrometric Identification of Organic Compounds. 7th Edition. State University of New York. John Wiley & Sons, Inc.
Stahl, E. 1969. Thin Layer Chromatography a Laboratory Handbook. Second Edition, Springer International Student Edition, Tokyo, Toppan Company Limited: Japan.

No comments:

Post a Comment