Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu metode yang khususnya digunakan dalam
pemisahan komponen-komponen dalam suatu sampel yang terdistribusi dalam dua
fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Fasa diam merupakan zat yang dilalui oleh fasa
gerak yang berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen campuran pada
sampel. Fasa diam dapat berupa padatan ataupun cairan yang diletakkan diatas
padatan atau gel. Fasa diam dapat dibuat dalam bentuk kolom, disebarkan sebagai
suatu lapisan tipis atau didistribusikan sebagai film. Fasa gerak adalah suatu zat yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang ada pada campuran
sampel, fasa gerak dapat berupa gas atau cairan (Rubiyanto, 2017).
a. Kromatografi lapis tipis (KLT)
Metode kromatografi lapis tipis merupakan metode analisis kualitatif maupun
kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu senyawa
(Fauziyah, 2012). Kromatografi lapis tipis merupakan suatu cara pemisahan
komponen senyawa kimia dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam.
Kromatografi lapis tipis dibuat dengan berbagai eluen (pelarut) untuk mengetahui
eluen atau pelarut yang dapat memperoleh komponen terbanyak dari suatu senyawa
(Hayani dan May, 2005).
b. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP)
Kromatografi lapis tipis preparatif atau sering disebut dengan KLTP
merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan campuran reaksi
sehingga diperoleh senyawa murninya (Gritter dkk., 1991). KLTP merupakan salah
satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai
peralatan paling sederhana (Hostettmann dkk., 1995). Ukuran plat kaca kromatografi
yang biasanya dipakai adalah 20 x 20 cm, namun ketebalan lapisan dan ukuran plat
mempengaruhi jumlah bahan yang akan dipisahkan (Stahl, 1969).
KLTP adalah cara yang ideal untuk pemisahan cuplikan kecil (50 mg sampai
1 g) (Gritter dkk., 1991). Walaupun KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah
gram tetapi sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram (Hostettmann
dkk., 1995). Keuntungan KLTP dari kromatografi kolom adalah pemisahan yang
lebih baik karena waktu yang relatif cepat, pemisahan yang dihasilkan berupa bercak
yang tidak bergerak, mudah mengambil senyawa-senyawa yang terpisah secara
individu dengan mengerok pada bagian yang mau diambil dan mengumpulkan tiaptiap lapisan serta alat yang digunakan sederhana (Gasparic dan Churacek, 1978).
Spektrofotometer Fourier Transformed Infrared (FT-IR)
Spektrofotometer Fourier Transformed Infrared atau FT-IR merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur gugus fungsi secara cepat tanpa merusaknya dan
mampu menganalisis beberapa komponen secara serentak (Rohaeti dkk., 2011).
Spektrum inframerah suatu senyawa dapat dengan mudah diperoleh dalam
beberapa menit. Sedikit sampel senyawa diletakkan dalam instrumen dengan sumber
radiasi inframerah sehingga secara otomatis spektroskopi membaca sejumlah radiasi
yang menembus sampel dengan kisaran frekuensi tertentu (Tabel 1.) dan merekam
pada kertas berapa persen radiasi yang ditransmisikan. Radiasi yang diserap oleh
molekul muncul sebagai pita pada spektrum.
Tabel 1. Frekuensi regangan inframerah pada beberapa jenis ikatan
DAFTAR PUSTAKA
Fauziyah, B. 2012. Analisis Kualitatif Fenilalanin secara Kromatografi Kertas dan
Kromatografi Lapis Tipis (Studi Awal Pengembangan Metode Deteksi
Penyakit Phenylketonuria). Saintis. Vol. 1. No. 2: 10-18.
Gasparic, J dan Churacek, J. 1978. Laboratory Handbook of Paper and Thin Layer
Chromatography. John Wiley and Sons: New York.Gelling, I. R. 1991.
Epoxidized Natural Rubber. Journal Natural Rubber. Vol. 6. No.1: 184.
Gritter, R.J., Bobbic, J.N., dan Schwarting, A. E. 1991. Pengantar Kromatografi
Edisi. Kedua Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB Press: Bandung.
Hayani, Enid dan May, S. 2005. Teknik Pemisahan Komponen Ekstrak Purwoceng
Secara Kromatografi Lapis Tipis. Buletin Teknik Pertanian. Vol. 10. No. 2:
83-85.
Hostettmann, K., Hostettman, M., dan Marston A. 1995. Cara Kromatografi
Preparatif Penggunaan pada Isolaso Senyawa Alam (terjemahan, Kosasih
P.). ITB Press: Bandung.
Rohaeti, E., Heryant, R., Rafi, M., Wahyuningrum, A., dan Darusman, L.K. 2011.
Prediksi Kadar Flavonoid Total Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
menggunakan Kombinasi Spektroskopi IR dengan Regresi Kuadrat
Terkecil Parsial. Jurnal Kimia. Vol. 5. No. 2: 101-108.
Rubiyanto, Dwiarso. 2017. Teknik Dasar Ktromatografi. Deepublish: Yogyakarta.
Silverstein, R.M., Webster, F.X. dan Kiemle, D.J. 2005. Spectrometric Identification
of Organic Compounds. 7th Edition. State University of New York. John
Wiley & Sons, Inc.
Stahl, E. 1969. Thin Layer Chromatography a Laboratory Handbook. Second
Edition, Springer International Student Edition, Tokyo, Toppan Company
Limited: Japan.
No comments:
Post a Comment